Jakarta, CNBC Indonesia – Akhir tahun tinggal menghitung, menjelang akhir tahun biasanya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren yang positif. Terbukti sepanjang bulan Desember tercatat IHSG mengalami kenaikan sebesar 2,21% di level 7.237,52 hingga perdagangan Jumat (22/12/2023).
Dari tahun ke tahun, fenomena ini menjadi salah satu hal yang menggembirakan bagi investor. Hal tersebut tentu membuat investor memiliki kemungkinan untuk mendapatkan untung jelang tutup tahun.
Fenomena ini biasanya disebut sebagai Santa Claus Rally, yakni fenomena yang menggambarkan kenaikan di pasar saham pada minggu terakhir bulan Desember melalui 2 hari perdagangan pertama di bulan Januari.
Fenomena ini pun dimanfaatkan oleh para pelaku pasar untuk memburu saham jelang tutup tahun. Peningkatan belanja akhir tahun tentu mendorong pergerakan positif IHSG untuk menyambut tahun yang baru dimana terdapat January Effect.
January Effect adalah sebuah fenomena di mana harga saham di pasar modal cenderung mengalami kenaikan. Hal inilah dimanfaatkan oleh para pelaku pasar untuk memborong saham di akhir tahun.
Adapun sejumlah teori mengapa Santa Claus Rally bisa terjadi, mulai dari pertimbangan pajak hingga investor yang membeli saham dengan bonus liburan mereka.
Rally-nya pasar saham di akhir tahun biasanya disebabkan adanya optimisme bullish yakni kondisi pasar yang ditunjukkan dengan kepercayaan investor, serta ekspektasi yang kuat mengenai hasil yang maksimal pada periode waktu tertentu. Selain itu, ada juga dari investor yang memilih berkumpul dan menikmati kebersamaan dengan keluarga atau dari investor ritel yang menginvestasikan bonus liburan mereka.
Adapula tren kalender yang lebih umum yang disebut ‘efek liburan’ atau ‘efek akhir pekan yang panjang’, di mana pasar saham berteori untuk berkinerja lebih baik daripada rata-rata sebelum periode liburan. Hal ini bisa terjadi karena volume perdagangan yang lebih ringan selama periode ini memudahkan investor bullish untuk menggerakkan pasar.
Santa claus rally juga diyakini menjadi suatu pertanda yang baik untuk tahun yang akan datang.
Melihat dari track record performa pergerakan IHSG di bulan Desember selama 10 tahun, sejak Desember 2014 hingga Desember 2023 IHSG bergerak positif, kecuali Desember 2022 IHSG terkoreksi 3,26%.
CNBC Indonesia Research
(saw/saw)[Gambas:Video CNBC]