3 Sosok “Ibu Terburuk” dalam Sejarah, Ada Ratu Victoria

Jakarta, CNBC Indonesia – Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember sering dijadikan sebagai ajang untuk merayakan kehadiran ibu. Meski begitu, faktanya di dunia ini, tidak ada ibu yang sempurna.

Sejumlah tokoh wanita populer yang sekaligus menjadi ibu ternyata punya hubungan kelam dengan anak-anaknya. Siapa saja? Berikut rangkumannya, melansir dari The Washington Post.

1. Ratu Victoria

Ratu Victoria adalah pemimpin yang memerintah lebih lama jika dibandingkan raja-raja Inggris sebelumnya karena memiliki umur yang panjang. Namun, umur panjangnya ternyata dinilai merugikan bagi putra sulung sekaligus pewarisnya, Edward VII.

Ratu Victoria terkenal sebagai sosok yang kaku. Sejak awal, Ratu Victoria mengaku bahwa sejak awal ia tidak pernah mendapatkan kebahagiaan dari anak-anaknya. Bahkan, ia menunjukkan perselisihan terhadap Edward VII.

Menurut laporan The Washington Post, hal ini didasari oleh sifat Ratu Victoria yang “menjaga” agar raja dan laki-laki tidak berdaya secara politik dan sosial selama ia masih hidup.

“Antipati (penolakan) yang turun-temurun dan terus-menerus dari penguasa kita terhadap Ahli Waris mereka tampaknya sudah mulai mengakar,” kata salah satu anggota pengadilan, dikutip Jumat (22/12/2023).

Dikisahkan, Edward VII adalah sosok pangeran muda yang suka berteman dan bersenang-senang. Namun, Ratu Victoria justru mendidik Edward VII dengan pola asuh yang sangat kaku dan menyiksa karena khawatir putranya akan tumbuh menjadi sosok yang bejat.

Pemberontakan yang dilakukan Edward VII membuat ia semakin tidak disayangi oleh Ratu Victoria. Bahkan, sang Ratu semakin membombardir Edward VII dengan kritik dan selalu menyatakan kekecewaan.

Konflik antara Ratu Victoria dan Edward VII semakin menjadi setelah kematian suami Ratu Victoria, Pangeran Albert dan Edward VII dituduh sebagai penyebab kematian ayahnya oleh sang ibu.

Menurut laporan, Edward VII sempat terlibat dalam kasus perselingkuhan dengan seorang aktris. Pangeran Albert yang sensitif secara moral sangat terpukul oleh skandal Edward VII itu dan secara kebetulan meninggal beberapa saat kemudian.

Pada saat itu, Ratu Victoria yakin bahwa “ulah” Edward VII yang menyebabkan Pangeran Albert meninggal, bukan penyakit tifus.

Akibat tidak yakin atas kelayakan Edward VII sebagai pewaris takhta, Ratu Victoria menyembunyikan surat-surat penting dan tidak memberikan pelatihan apapun kepada putranya itu.

Namun, Raja Edward VII justru terkenal sebagai Edward The Peacemaker setelah mewarisi takhta pada 1901. Hal ini membuktikan bahwa ibunya salah dan tidak mendasar.

2. Myra ‘Belle’ Shirley

Myra “Belle” Shirley adalah salah satu pahlawan perempuan terhebat di Wild West pada awal abad ke-17 dengan karakter yang mirip Robin Hood. Belle dikenal karena memiliki kecantikan dan pesona yang memukau.

Menurut mitos, pemain piano andal ini dikenal mampu menjinakkan orang-orang jahat dengan melodinya yang “menghantui”.

Namun, sejarawan revisionis mengatakan bahwa sebenarnya Belle adalah penjahat pencuri kuda yang bermulut kotor, berwajah kuda, dan seumur hidup tidak pernah memainkan piano dengan benar.

“Dia (Belle) memang mengendarai seekor kuda betina bernama Venus dan mencambuknya sampai hampir mati. Namun, Belle Starr berperilaku jauh lebih buruk terhadap putranya sendiri,” tulis laporan The Washington Post.

Belle terkenal mendidik anaknya, Eddie Reed, dengan sangat keras. Bahkan, Eddie juga sering dicambuk oleh Belle. Maka dari itu, tidak heran jika Eddie semakin membenci ibunya dan pernah mengancam akan membunuhnya di depan umum.

3. Hetty Green

Henrietta “Hetty” Green adalah salah satu perempuan terkaya di dunia pada Zaman Gilded di akhir abad ke-19 yang terkenal ahli dalam dalam menghasilkan uang.

Namun, Hetty Green dikenal sebagai ibu yang buruk karena terkenal hemat yang cenderung pelit.

Ibarat tokoh Mr. Krab dalam kartun anak-anak, Spongebob Squarepants, Herry Green mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mendapatkan lebih banyak uang, tapi sangat ogah untuk membelanjakannya dan memfasilitasi hidup dengan layak.

Dikisahkan, Hetty Green tinggal di flat dengan air dingin yang kotor di Hoboken, New Jeans, Amerika Serikat dan membuat sabun dari lemak hewani. Tidak hanya itu, Hetty juga hanya menggunakan koran sebagai penghangat kaki dan selalu makan oatmeal dingin.

Perempuan kelahiran 21 November 1834 itu sering dikutuk oleh para pemilik toko karena ia selalu menawar dengan harga yang tidak masuk akal dan selalu mengotori barang dagangan dengan tangan yang kotor.

Anak laki-laki Hetty Green, Ned, menderita penyakit kaki lumpuh sejak lahir. Melihat kondisi tersebut, Hetty bertekad untuk mencarikan perawatan medis terbaik untuk putranya, terutama saat kondisi kaki Ned semakin memburuk.

Sekilas, niat tersebut tampak baik. Namun, tekad tersebut dilakukan dengan catatan ia tidak mau mengeluarkan biaya sedikitpun. Dengan pakaian lusuh, Hetty membawa anaknya yang lumpuh ke semua klinik gratis di Manhattan dan Brooklyn.

Sayangnya, Hetty Green sudah terlanjur terkenal di mana-mana dan diusir begitu saja.

Akibat sudah kehabisan tenaga, Hetty pun terpaksa menghubungi dokter tetangga yang menyarankan agar kaki Ned segera diamputasi, padahal kaki Ned masih bisa diselamatkan jika diobati dengan baik.

“Pada saat itu kami merasa masih ada peluang untuk menyelamatkan kakiku. Tentu saja kami berdua menginginkan ini. Namun, kami tidak terlalu percaya pada dokter dan percaya bahwa seiring berjalannya waktu kaki akan sembuh dengan sendirinya,” ungkap Ned.

“Namun, pengobatan ibu dengan “minyak squills” dan “Carter’s Little Liver Pills” tidak berhasil dan kaki diamputasi,” lanjutnya.

Lebih mengejutkannya lagi, operasi amputasi tersebut ternyata tidak dibayar oleh Hetty Green, melainkan oleh mantan suaminya yang sudah bangkrut.

[Gambas:Video CNBC](hsy/hsy) 

Updated: Desember 22, 2023 — 7:20 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *