Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kelapa sawit merupakan komoditas ekspor andalan Indonesia, yang nilainya bahkan setara dengan ekspor nikel. Hal itu diungkapkan saat Pertemuan Nasional Petani Sawit Indonesia yang digelar APKASINDO hari ini, Kamis (7/12/2023) di Jakarta.
“Pemerintah melakukan program sarana prasarana di 2023 lebih dari 7 ribu orang atau Rp127 miliar, sawit adalah ekspor andalan Indonesia. Dari sawit nilai ekspornya US$ 29,66 miliar di 2022, ini ekspor terbesar bersama nikel,” katanya di Jakarta, (7/12/23).
Tingginya ekspor sawit Indonesia itu diantaranya didukung oleh petani sawit. Namun, dari segi produktifitas bisa lebih ditingkatkan lagi melalui berbagai program diantaranya melalui peremajaan sawit rakyat.
“Rata-rata produktivitas 2,6-3 ton per hektare dan perlu peningkatan produktivitas melalui peremajaan sawit rakyat, dalam 5 tahun 2018-2023 sudah lebih dari 300 hektare atau 134 ribu pekebun dengan dana yang tersalur Rp8,5 triliun,” sebut Airlangga.
Namun topangan ekspor bakal menghadapi sejumlah tantangan, diantaranya dari negara Uni Eropa. Airlangga pun mengakui banyak tantangan dari luar negeri karena Eropa merasa tersaingi dan merasa kurang kompetitif.
“Uni Eropa juga memberikan subsidi sebesar US$436 miliar melalui bantuan intervensi pasar proteksionisme dan berbagai program, dan tentu kita mendapat tantangan di Eropa ke depan yang akan mengganggu ekspor kita dan mereka minta sawit dikeluarkan dari rantau pasok kemudian mereka syaratkan petani harus ada data geolocation,” sebut Airlangga.
Artikel Selanjutnya
Dijegal Eropa, Sawit RI Sasar Pasar India Hingga Afrika
(dce)