Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) menilai perlambatan dunia dan ketidakpastian pasar keuangan mulai mereda jelang tutup tahun ini. Bank sentral memperkirakan perekonomian global tumbuh 3% pada tahun ini dan melambat pada tahun depan di level 2,8%.
Sebagai catatan, perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini lebih tinggi dari perkiraan BI bulan November sebesar 2,9%. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi AS dan India pada tahun ini yang lebih baik dari perkiraan awal ditopang konsumsi rumah tangga dan ekspansi pemerintah.
“Sementara itu, ekonomi China melemah seiring dengan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tumbuh terbatas,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (21/12/2023).
Lebih lanjut, BI melihat Inflasi di negara maju termasuk AS dalam kecenderungan menurun, tapi tingkatnya masih di atas sasaran. Kemudian, suku bunga kebijakan moneter negara maju, termasuk Fed Fund Rate AS diperkirakan telah mencapai puncaknya. Namun, Perry yakin ini masih akan bertahan tinggi dalam waktu lama atau higher for longer
“Demikian pula yield obligasi pemerintah negara maju termasuk US Treasury diperkirakan kecenderungannya menurun tapi tingkatnya masih tinggi sejalan dengan premi risiko jangka panjang sering disebut term premi terkait besarannya pembiayaan fiskal dan utang pemerintah negara itu,” ungkapnya.
Dengan demikian, BI yakin kejelasan arah moneter negara maju tersebut mendorong meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
Artikel Selanjutnya
Bos BI Bawa Bocoran Isi Pertemuan IMF & World Bank di Maroko
(haa/haa)