Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten konstruksi menjadi perhatian investor saat pesta demokrasi berlangsung, terutama BUMN karya karena berkaitan erat dengan program pembangunan pemerintah.
Selain itu, faktor utang juga menjadi sorotan para investor sebab sudah ada dua emiten yang terkena suspensi atau penghentian sementara perdagangan saham yakni Wijaya Karya (WIKA) dan Waskita Karya (WSKT).
BUMN karya memang lekat dengan arah pembangunan Indonesia, sebab mayoritas proyek berasal dari pemerintah.
Emiten WIKA misalnya sebanyak 38,02% proyek yang dikerjakan berasal dari pemerintah dan menjadi kontributor terbesar bagi perusahaan. Menurut presentasi perusahaan, hingga September 2023, nilai kontrak baru yang didapatkan WIKA sebesar Rp 21,44 triliun.
Sementara itu Emiten WSKT mendapatkan kontrak baru senilai Rp 12 triliun sepanjang periode Januari hingga September 2023. Sebanyak 56% di antaranya berasal dari pemerintah.
Selanjutnya, Adhi Karya mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp 30,3 triliun hingga Oktober 2023, di mana 27% berasal dari pemerintah.
Kemudian PTPP mendapatkan kontrak baru hingga akhir Oktober 2023 senilai Rp 29,31 triliun dengan 42,47% berasal dari pemerintah.
Sementara itu, Performa profitabilitas emiten konstruksi BUMN karya pada 2023 beragam. WIKA dan ADHI mencatatkan pertumbuhan pendapatan, sementara PTPP dan WKST mengalami kemunduran.
Hingga September 2023, WIKA mampu meraup pendapatan sebesar Rp15,08 triliun. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 17,9% dibandingkan periode yang sama pada 2022 atau year-on-year (yoy).
Pertumbuhan pendapatan positif juga diraih oleh ADHI, atau tumbuh sebesar 25% yoy.
Akan tetapi permasalahan kesehatan perusahaan juga masih menghantui BUMN karya, terutama terkait utang.
Melihat rasio utang dibandingkan dengan ekuitas atau debt to equity ratio (DER) empat perusahaan tersebut berada zona tidak sehat sebab di atas 100%. Ini berarti jumlah utang sudah lebih besar dibandingkan dengan ekuitas perusahaan.
Sementara itu jumlah utang dibandingkan dengan aset beberapa perusahaan nilainya sudah di atas 50%. Artinya setengah aset perusahaan adalah utang.
Tim CNBC Indonesia Research sudah merangkum kinerja emiten konstruksi BUMN Karya dari segi profitabilitas hingga rasio utang.
(ras)[Gambas:Video CNBC]