Jakarta, CNBC Indonesia – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto mendesak agar pemerintah Indonesia bisa menjadi pengendali operasional dan keuangan di PT Vale Indonesia. Hal tersebut menyusul rencana akuisisi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) oleh Holding BUMN Tambang MIND ID.
Menurut Mulyanto apabila kepemilikan saham pemerintah Indonesia melalui holding tambang masih belum optimal, sebaiknya pemerintah tidak memberikan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk INCO.
Ia pun berharap saham INCO yang dilepas nantinya adalah milik Vale Canada Ltd (VCL), bukan saham milik yang lainnya. Sehingga benar-benar terwujud bahwa MIND ID akan menjadi pemegang saham mayoritas.
Selain itu, ia juga meminta agar harga saham yang dilepas tersebut harus di bawah harga pasar dan terjangkau bagi MIND ID. Mulyanto memandang kedua hal ini harus tercapai dalam proses divestasi saham tersebut.
“Kalau itu tidak terjadi lebih baik izin pertambangan Vale tidak diberikan, serta wilayah usahanya diciutkan,” kata Mulyanto kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (27/11/2023).
Mulyanto memandang saham mayoritas dari BUMN di INCO ini menjadi penting sebagai wujud amanat konstitusi dan Undang-undang Minerba, agar secara bertahap negara menguasai pengusahaan sumber daya alam ini. Sehingga sumber kekayaan alam tersebut benar-benar digunakan untuk kemakmuran masyarakat.
Sebelumnya Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan bahwa valuasi harga saham divestasi dari INCO kepada MIND ID terlalu tinggi. Tingginya valuasi tersebut dinilai menjadi kendala dari proses divestasi yang saat ini tengah dinegosiasikan.
“Master agreement untuk 14%-nya sudah sepakat, tapi valuasinya belum. Tentu kendalanya sama kita merasa valuasi ketinggian,” ujar Erick saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Valuasi Harga
Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat menyebut harga 14% saham INCO yang akan dialihkan ke Holding BUMN Tambang MIND ID diperkirakan akan di atas nilai buku perusahaan. Adapun nilai buku INCO saat ini berada di level Rp 4.000 per saham.
Menurut Teguh apabila mengacu pada harga akuisisi saham PT Freeport Indonesia oleh MIND ID sebelumnya, maka harga saham yang akan dilepas Vale Canada Ltd (VCL) selaku pengendali saat ini bisa mencapai dua kali lipat dari nilai buku.
“Nilai buku INCO Rp 4,000 per saham. Kalau pakai harga akuisisi Freeport dulu, harganya 2 kali nilai buku, jadi Rp 8,000 per saham. Tapi mungkin ketemunya di Rp 5,000 – 6,000 per saham,” kata Teguh kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (27/11/2023).
Lebih lanjut, Teguh menilai proses negosiasi harga pelepasan saham diproyeksi akan cukup panjang. Apalagi Kementerian BUMN selaku pemegang saham MIND ID ingin membeli saham INCO dengan harga yang serendah-rendahnya.
“Jadi dari pemerintah maunya semurah mungkin tapi kita pakai logikanya kalau dari Vale ya tentu saja dia gak mau jual murah karena apa? Dengan adanya divestasi ini porsi pengendali Vale di INCO itu berkurang. Perusahaan itu tidak lagi dikendalikan sama mereka, logikanya kalau seperti itu harga belinya juga harus maksimal dong,” ujar Teguh.
Sebagaimana diketahui, kepemilikan saham Indonesia di INCO melalui MIND ID saat ini baru sebesar 20%, dan sekitar 21,18% tersebar di pasar saham Indonesia. Artinya, jika penambahan saham hanya 14%, maka MIND ID akan memiliki 34% saham Vale.
Sementara, pemegang mayoritas saham Vale sendiri saat ini dipegang oleh Vale Canada Limited (VCL) dengan komposisi 43,79% saham, kemudian Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) sebesar 15,03%.
Namun masih belum pasti, saham milik siapa yang akan dikurangi, apakah hanya milik VCL atau bersama saham milik Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM).
Artikel Selanjutnya
Detik-Detik Putusan Divestasi Vale, RI Harus Jadi Pengendali!
(pgr/pgr)