Jakarta, CNBC Indonesia – Rasio tabungan warga RI pada bulan Oktober 2023 lalu dilaporkan anjlok dalam dibandingkan bulan Oktober 2019, atau sebelum pandemi Covid-19. Kondisi ini memberi sinyal warga RI semakin menggerus tabungannya untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari.
Kondisi ini tak hanya dialami oleh warga menengah ke bawah, namun masyarakat kelas menengah ke atas juga dilaporkan mengalami kondisi serupa.
Pedagang di Pasar Tanah Abang juga mengaku mengalami kondisi serupa. Meski berjualan di pasar tekstil besar, namun banyak pedagang yang mulai kehabisan modal hingga harus menggerus tabungannya. Akibatnya, mereka menyerah dan pulang kampung (pulkam).
“Itu dari awal Covid banyak yang mulai makan tabungan, dan sekarang karena sudah banyak yang habis sewa, jadi nggak nyambung sewa di Tanah Abang, mereka keluar, ada yang buka usaha lain seperti makanan, ada yang pulang kampung, dilemanya seperti itu dengan kondisi sekarang,” kata Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang Yasril Umar kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/12/2023).
Dia menuturkan, banyak pedagang yang sudah kehabisan tabungannya, bahkan untuk melanjutkan biaya sewa kontrakan rumahnya sudah tidak ada. Padahal bukan untuk biaya sewa toko atau melanjutkan usaha. Fenomena ini pun sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.
“Bahkan banyak yang habis tabungannya, pedagang untuk kontrak rumah bulanan aja gak ada duit,” ungkap Yasril.
Beberapa pedagang ada yang mencoba bertahan dengan coba mencari pinjaman ke kerabat terdekat, namun itu tidak mudah mengingat banyak pedagang lain pun mengalami kesulitan serupa. Alhasil, tidak sedikit pedagang di Pasar Tanah Abang yang mengibarkan bendera putih dengan pulang ke kampung halaman.
“Akhirnya keluar kontrakan, pulang kampung karena modal usaha habis semuanya,” sebut Yasril.
Seperti diketahui, Survei Konsumen dari Bank Indonesia per Oktober 2023 menunjukkan memang banyak warga Indonesia yang harus menggunakan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. BI mencatat rasio tabungan terhadap pendapatan per Oktober 2023 turun jauh dibandingkan posisi sebelum pandemi Covid-19 atau Oktober 2019.
Pada bulan Oktober lalu, rasio simpanan terhadap pendapatan masyarakat Indonesia sebesar 15,7%. Sementara pengeluaran dan pembayaran cicilan, masing-masing 76,3% dan 8,8%. Pada bulan yang sama tahun 2019, rasio simpanan terhadap pengeluaran masyarakat di Tanah Air masih jauh lebih besar, yakni 19,8%. Pasalnya pengeluaran dan pembayaran cicilan pada periode itu sebesar 68% dan 12,2%.
Sementara itu, kelompok masyarakat dengan pendapatan Rp 4,1 juta hingga Rp 5 juta seperti Fikri yang mengalami penurunan rasio simpanan terhadap pendapatan paling dalam atau sebesar 460 basis poin (bps). Kemudian disusul oleh kelompok pendapatan Rp 2,1 juta hingga Rp 3 juta, yakni merosot 400 bps.
Imbasnya, sepanjang tahun ini simpanan masyarakat Indonesia tumbuh seret, bahkan per Oktober 2023 dana pihak ketiga (DPK) perbankan hanya tumbuh 3,9% secara tahunan (yoy). Per Otober 2023 dana masyarakat yang dihimpun mencapai Rp 7.982,3 triliun. Bila dirinci sebanyak 63% di antaranya merupakan dana murah atau current account savings account (CASA) yang terdiri dari giro dan tabungan.
Lemahnya penempatan dana masyarakat di bank pun terlihat sangat jelas bila melihat data sepanjang tahun berjalan (ytd). Giro dan tabungan, masing-masing, mengalami kontraksi 1,3% ytd dan 1,4% ytd.
Artikel Selanjutnya
Ramai Toko di Pasar Tanah Abang Tutup, Begini Faktanya
(dce)