Jakarta, CNBC Indonesia – Sepanjang tahun ini, kinerja saham perbankan besar cukup positif meski ketidakpastian kondisi pasar global cukup tinggi pada tahun ini.
Lima saham perbankan konvensional KBMI 3-4 terpantau melesat dengan di dominasi oleh saham perbankan berkapitalisasi pasar besar (big cap).
Berikut lima saham bank konvensional KBMI 3-4 tercuan sepanjang tahun ini.
Saham PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menjadi saham bank yang kinerjanya cukup fantastis sepanjang tahun ini, yakni meroket 58,11%. Pada perdagangan sesi I Selasa (19/12/2023) hari ini, saham NISP melemah 0,85% ke posisi Rp 1.170/unit.
Positifnya saham NISP sepanjang tahun ini terjadi setelah perseroan mengakuisisi Bank Commonwealth pada pertengahan November lalu.
NISP telah melakukan penandatanganan Sale and Purchase Agreement (SPA) dengan Commonwealth Bank of Australia (CBA) untuk membeli 99,00% saham unit usahanya di Indonesia, PT Bank Commonwealth (PTBC). Adapun estimasi nilai transaksi tersebut akan mencapai Rp 2,2 triliun.
OCBC Indonesia bermaksud untuk mengakuisisi sisa 1,00% saham PTBC dari pemegang saham lainnya. Rencana akuisisi ini akan memerlukan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan pemenuhan kondisi lainnya. Setelah akuisisi selesai, PTBC akan diintegrasikan ke dalam OCBC Indonesia.
“Rencana akusisi ditujukan untuk memperkuat dan melengkapi kapabilitas OCBC Indonesia dalam memberikan layanan keuangan yang komprehensif baik untuk segmen konsumen dan UMKM,” ujar Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja dalam keterangan resminya, Kamis (16/11/2023).
Rencana akuisisi ini disebut akan meningkatkan skala bisnis OCBC Indonesia. PTBC memiliki basis klien yang menarik dan komplementer pada segmen nasabah konsumen dan UKM (retail).
Selain itu, penggabungan kemampuan kedua bank tersebut akan memperkuat platform OCBC Indonesia dalam mengambil peluang pertumbuhan jasa keuangan di Indonesia.
Bank Commonwealth memiliki kemampuan yang komplementer dalamwealth managementdanautomative joint financingyang dapat dimanfaatkan untuk memperluas penawaran produk dan layanan OCBC Indonesia.
Sementara itu, beberapa saham bank big cap juga kinerjanya cukup cemerlang, dengan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi yang terbaik di antara saham bank big cap lainnya sepanjang tahun ini, yakni melejit hingga 32,68%. Adapun saham BRIS pada sesi I hari ini menguat 0,59% menjadi Rp 1.705/unit.
Saham perbankan kembali bangkit beberapa bulan menjelang berakhirnya 2023. Hal ini karena membaiknya sentimen global mulai dari meredanya inflasi global (di Amerika Serikat), mulai ditahannya suku bunga acuan bank sentral utama, dan lain-lainnya.
Apalagi, adanya fenomena window dressing dan tahun Pemilu juga ikut menggairahkan kembali saham-saham perbankan utamanya perbankan konvensional KBMI 3-4.
Adapun window dressing sendiri adalah strategi yang digunakan oleh para Manajer Investasi untuk memperindah portofolio sahamnya sebelum di presentasikan ke pemegang saham atau klien.
Para Manajer Investasi biasanya mulai melirik saham perbankan di akhir tahun karena secara historis, pergerakan saham perbankan cenderung positif pada akhir tahun.
Sudah ada window dressing, ditambah pula adanya masa kampanye dan Pemilu juga dapat menggairahkan saham perbankan. Secara historis, setidaknya selama dua kali Pemilu sebelumnya, saham perbankan cenderung cerah karena perputaran uang beredar cenderung meningkat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Artikel Selanjutnya
7 Saham Bank Digital ‘Party’, Punya Taipan RI Ini Paling Cuan
(chd/chd)