Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memperingatkan importir gula yang tak merealisasikan kuota seusia izin yang diberikan pemerintah. Dia bahkan meminta Menteri Perdagangan memasukkan perusahaan tersebut ke dalam daftar hitam.
Aksi perusahaan-perusahaan itu, kata Arief, menyebabkan impor gula yang dibuka pemerintah menjadi tak efektif menekan harga di dalam negeri. Di mana, pada hari Selasa (28/11/2023), harga gula eceran di Jakarta bahkan sudah mencapai Rp18.000 per kg.
Padahal pemerintah sudah sejak awal memberikan kuota impor.
“Begitu importasi ini harganya lebih tinggi, maka perusahaan-perusahaan yang melakukan importasi yang mendapatkan kuota, itu banyak yang tidak merealisasikan impornya,” ungkap Arief kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/11/2023).
“Kalau yang seperti ini saya minta tolong dengan Menteri Perdagangan ya kita mulai blacklist (daftar hitam) saja perusahaan-perusahaan yang seperti itu, blacklist perusahaan sama orangnya. Jadi kita tahu kalau dia ganti PT atau namanya kan orangnya sama, terafiliasinya sama,” tegas Arief.
Masih minimnya realisasi impor, kata Arief, menyebabkan harga gula di dalam negeri tak kunjung melandai, bahkan naik terus. Dan di saat harus mengimpor, harga di pasar internasional sudah melonjak lagi. Kondisi ini diperburuk nilai kurs yang bergejolak.
Akibatnya, lanjut dia, pemerintah harus menaikkan harga acuan penjualan (HAP) gula di tingkat konsumen di ritel modern Rp1.500 menjadi Rp16.000 per kg ( Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Barat Data, dan wilayah 3TP (tertinggal, terluar, terpencil, dan perbatasan) menjadi Rp17.000 per kg).
Untuk itu, pemerintah akan bertindak tegas agar pemerintah bersama pengusaha dan BUMN sama-sama disiplin.
“Kebutuhan importasinya kan 990 ribu ton, kalau diimpornya cuman 500 ribu ton atau 50%, ya kira-kira naik nggak harga? Naik,” katanya.
“Kalau dulu, importasi menjadi rebutan karena harganya lebih murah daripada gula produksi lokal. Sekarang kalau dikasih kuota impor pada nggak mau karena ada harga acuan yang membatasi, tapi sekarang sudah di-addjust untuk sementara dari Rp14.500 ke Rp16.000,” sebut Arief.
Artikel Selanjutnya
Ada Kabar India Mau Larang Ekspor, Impor Gula RI Malah Turun
(dce/dce)