Jakarta, CNBC Indonesia – Maraknya kendaraan listrik murah China dilaporkan telah menimbulkan persoalan baru bagi produsen mobil. Dan mendorong mereka beralih pemasok, yang bisa memproduksi bahan baterai hingga pembuat chip dan bisa menekan biaya, serta mengembangkan kendaraan listrik yang terjangkau lebih cepat dari yang direncanakan sebelumnya.
“Para pembuat mobil sekarang hanya beralih ke kendaraan dengan harga terjangkau, karena mereka tahu bahwa mereka harus melakukannya atau mereka akan kalah dari pabrikan China,” kata Andy Palmer, Ketua Startup Inggris Brill Power dikutip dari Reuters, Jumat (8/12/2023).
Perusahaannya telah mengembangkan perangkat keras dan perangkat lunak untuk meningkatkan sistem manajemen baterai kendaraan listrik. Palmer mengklaim, produk Brill Power dapat meningkatkan jangkauan kendaraan listrik sebesar 60% dan memungkinkan baterai yang lebih kecil. Sebagai informasi, baterai adalah komponen mobil listrik yang paling mahal.
Kekhawatiran akan melambatnya permintaan karena mahalnya harga kendaraan listrik telah meningkatkan urgensi untuk mengurangi biaya.
Urgensi ini terlihat di mana-mana. Renault mengatakan bulan lalu pihaknya merencanakan pengurangan biaya sebesar 40% untuk kendaraan listriknya guna mencapai keseimbangan harga dengan model berbahan bakar fosil.
Stellantis sedang membangun pabrik di Eropa dengan CATL China untuk membuat baterai LFP yang lebih murah dan baru-baru ini meluncurkan SUV e-C3 listrik Citroen, yang dijual dengan harga mulai dari 23.300 Euro ($24.540).
Tidak ketinggalan, Volkswagen dan Tesla sedang mengembangkan kendaraan listrik seharga 25.000 Euro.
Pabrikan mobil juga mengungkapkan ingin mengurangi penggunaan logam tanah jarang karena China mendominasi pertambangan dan pengolahan. CEO Veekim Peter Siegle mengatakan penggunaan ferit yang lebih murah dan proses berbiaya rendah – termasuk kabel tembaga cetak 3D – dapat memangkas harga motor EV sebesar 20%.
Ramainya pabrikan untuk pengurangan biaya kendaraan listrik juga mendorong industri komponen dan industri di dalamnya untuk melakukan hal serupa.
“Pembuat chip NXP bekerja sama dengan produsen mobil untuk mengurangi jumlah unit kontrol elektronik – atau komputer mini – di kendaraan listrik, yang jumlahnya bisa antara 200 dan 300,” kata Allan McAuslin, Ahli Pengendalian kendaraan dan elektrifikasi.
Siemens telah mengembangkan simulasi perangkat lunak yang disebut digital twins untuk mengurangi separuh waktu pengembangan EV yang mahal.
GM mengatakan pihaknya telah menghemat miliaran dolar sebagian dengan mengembangkan paket baterai yang lebih murah dengan baterai LFP untuk Bolt EV yang diperbarui, yang akan diluncurkan pada tahun 2025, dua tahun lebih awal dari yang direncanakan. Sementara Ford mengatakan akan memangkas biaya sebagian melalui suku cadang seperti baterai dan inverter. Produsen mobil premium juga menginginkan harga kendaraan listrik yang lebih rendah.
Pemasok mengatakan produsen mobil sangat menyukai suku cadang yang lebih murah sehingga juga mengurangi biaya produksi.
Artikel Selanjutnya
Mobil & Motor Listrik China Serbu RI, Merek Jepang ke Mana?
(dce)