Jakarta, CNBC Indonesia – Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Indonesia kembali melambat per November 2023.
Bank Indonesia melaporkan pada bulan ke-11 tahun ini DPK hanya tumbuh 3,04% secara tahunan (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 3,9% yoy.
Kendati demikian, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa likuiditas di perbankan memadai sehingga masih mampu menopang penyaluran kredit.
“Likuiditas di perbankan memadai sehingga memperkuatlending capacity perbankan,” katanya dalam Rapat Dewan Gubernur BI Desember 2023, Kamis (21/10/2023).
Adapun per November 2023, rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 26,04%, turun dibandingkan bulan sebelumnya 26,36%.
Sebelumnya, BI mencatat pertumbuhan BPK perbankan 3,9% yoy per Oktober 2023, menjadi Rp 7.982,3 triliun. Angka pertumbuhan tersebut turun jauh dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 6,4% yoy.
Lebih rinci, pertumbuhan paling besar disumbang oleh simpanan berjangka yang tumbuh 6,9% yoy menjadi Rp2.982,9 triliun. Namun, lebih rendah dibanding sebulan sebelumnya sebesar 7,1% yoy.
Kemudian, tabungan tumbuh 2,6% yoy, naik dari September 2023 sebesar 2,0% yoy. Sementara itu, pertumbuhan giro anjlok jauh menjadi 1,8% pada Oktober 2023, dari sebulan sebelumnya melesat 11,0% yoy.
Penghimpunan giro tercatat sebesar Rp2.399,1 triliun pada Oktober 2023, paling besar ditopang oleh korporasi sebesar Rp1.878,1 triliun naik 5,6% yoy. Namun, pertumbuhan itu melambat dibanding sebulan sebelumnya sebesar 13,8% yoy.
Di samping itu, giro perorangan dan giro lainnya mengalami kontraksi. Giro perorangan tumbuh turun -15,3% yoy pada Oktober 2023, anjlok jauh dari sebulan sebelumnya sebesar 1,5% yoy, sedangkan giro lainnya turun -4,8% yoy pada Oktober 2023, dari sebulan sebelumnya naik 1,5% yoy.
Artikel Selanjutnya
Suku Bunga BI Naik, Likuiditas Masih Aman
(mkh/mkh)