Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia masih dalam situasi yang buruk, dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi. Meski demikian, nilai tukar rupiah masih dalam performa yang baik hingga saat ini.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam paparan konferensi pers APBN Kita, dikutip Senin (18/12/2023)
“Kita lihat beberapa perkembangan menunjukkan hal yang cukup baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia meski suasana global kita masih sangat-sangat volatile dan dinamis bulan-bulan terakhir ini,” jelasnya.
Data yang ditampilkan Sri Mulyani, rupiah terapresiasi 0,64% pada 12 Desember apabila dibandingkan akhir tahun lalu atau year to date (ytd). Dibandingkan dengan negara setara, rupiah hanya kalah dari peso Meksiko dan real Brasil.
“Nilai tukar rupiah kita bahkan masih apresiasi 0,64%p ytd,” ujarnya. Sementara peso apresiasi 11,10% dan real 5,91%. Mata uang lainnya alami depresiasi, seperti rupee India, peso Filipina, dong Vietnam, bath Tailand, yuan China hingga yen Jepang.
“Mayoritas negara-negara G20 atau ASEAN nilai tukarnya yea to date masih menunjukkan depresiasi,” jelasnya.
Penguatan rupiah sejalan dengan aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri (inflow). Pada periode yang sama inflow tercatat Rp60,67 triliun. Pasar SBN inflow mencapai Rp76,33 triliun, sementara saham outflow Rp15,66 tiliun.
“Capital flow yang sangat volatile tergantung kadang-kadang ditentukan sentimen arah perkembangan kebijakan moneter di AS menunjukkan adanya net foreign flow sebesar Rp60,67 triliun,” terang Sri Mulyani.
Artikel Selanjutnya
Dunia Kacau Gegara AS, Ini Gambaran BI Soal Nasib RI ke Depan
(mij/mij)