Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan ada 12 dana pensiun (dapen) bermasalah. Sebanyak 7 di antaranya merupakan milik BUMN.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa Kementerian BUMN tengah melakukan program restrukturisasi terhadap dapen yang bermasalah tersebut.
“Kami akan koordinasi dengan Kementerian BUMN tentang program restrukturisasi dapen BUMN,” katanya dalam Rapat Dewan Komisioner OJK November 2023, Senin (4/12/2023).
Ogi mengatakan bahwa tingkat rasio pendanaan dapen bermasalah itu sudah masuk kategori 3. Kendati demikian, mereka masih mampu membayar manfaatnya.
Eks bankir Bank Mandiri tersebut menjabarkan sebanyak 3 dapen bermasalah terkait dengan perusahaan asuransi dalam pengawasan khusus. Dengan demikian penyehatan dapen tersebut akan tergantung dengan perusahaan asuransi tersebut.
“Sehingga penyehataannya tergantnung dengan perusahaan asuransi tersebut, kalau dicabut izin usahanya maka dapennya juga akan dicabut,” katanya.
Ogi mengatakan pada tahun depan OJK akan memutuskan dapen tersebut akan dilikuidasi atau diberikan status dalam penyehatan.
Per Oktober 2023, pendapatan premi asuransi senilai Rp 264,23 triliun, naik 3,54% secara tahunan (yoy).
Pada bulan sebelumnya, pendapatan premi kontraksi 1,57% yoy menjadi Rp 228,51 triliun. Kondisi ini lebih kurang serupa sejak awal tahun karena kontraksi pada premi asuransi jiwa.
Ogi mengatakan bahwa premi asuransi jiwa sudah membaik, meski masih dalam tren negatif.
Per Oktober 2023, premi asuransi jiwa merosot 6,93% yoy menjadi Rp 146,52 triliun. “Didorong oleh pendapatan premi PAYDI (produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi),” kata Ogi dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK November 2023, Senin (4/12/2023).
Per Oktober 2023, pertumbuhan premi industri asuransi dikerek oleh asuransi umum dan reasuransi yang melesat 20,4% yoy menjadi Rp 117,72 triliun.
Ogi melanjutkan secara umum kondisi industri asuransi di Tanah Air dalam kondisi yang baik. “Permodalan di asuansi menguat, RBCnya [risk based capital] jiwa dan umum masing-masing 435,98% dan 340,5%, jauh diatas threshold 120%,” katanya.
Artikel Selanjutnya
Erick Serahkan Dapen BUMN Bermasalah Ke Kejagung Akhir Juli
(mkh/mkh)