Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Partai Buruh Said Iqbal buka suara ihwal meledaknya tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali pada Minggu (24/12/2023) yang menyebabkan kebakaran hebat dan menewaskan 13 pekerja.
Menurut Said Iqbal, kecelakaan kerja tersebut disebabkan karena upah yang murah dan mengabaikan keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Untuk itu, Said Iqbal meminta segera dibuat Tim Pencari Fakta dari Kemnaker RI dan berbagai instansi terkait. Ia meminta agar hari ini juga Tim Pencari Fakta harus turun ke lapangan untuk menyelidiki apa yang sesungguhnya terjadi.
“Persoalan K3 sudah terjadi berulang-ulang. Bahkan sampai memakan korban jiwa. Ini tidak bisa dibiarkan,” kata Said Iqbal dalam keterangan tertulisnya.
“Karena persoalan K3 sudah sering terjadi, kami juga meminta pidanakan pengusaha. Seringnya terjadi kasus, hal itu menunjukkan bukan saja karena kelalaian, tetapi diduga akibat terjadinya pembiaran,” lanjutnya.
Selain itu, Said Iqbal mendesak agar Pemerintah dan pengusaha memberikan santunan kepada yang meninggal dunia, termasuk biaya pemakaman hingga biaya pendidikan anak-anak korban. Begitu pun yang luka-luka, harus ditanggung biaya berobat dan santunan kecelakaan dibiayai Negara.
“Penerapan K3 harus benar-benar dipastikan berjalan dan ada sanksi berat bagi yang melanggar,” tegasnya.
Selain itu, Partai Buruh mendesak agar UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja segera direvisi, karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Terlebih di UU 1/1970 hanya mengatur sanksi 100 ribu, sehingga tidak memberikan efek jera.
Dalam keterangannya, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sebagai perusahaan yang menaungi kawasan lingkar industri Morowali menyampaikan rasa duka yang sedalam-dalamnya atas musibah ini, terutama keluarga para korban yang terdampak dari peristiwa ini.
Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan menyampaikan bahwa kecelakaan kerja terjadi sekitar pukul 05.30 WITA. Musibah bermula dari kecelakaan yang dialami sejumlah pekerja saat melakukan perbaikan tungku dan pemasangan plat pada bagian tungku.
Hasil investigasi awal, penyebab ledakan diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan. Adapun di lokasi juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. Akibatnya, ledakan pertama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak.
Kebakaran tungku berhasil dipadamkan pukul 09.10 WITA. Pekerja yang menjadi korban kecelakaan telah dibawa ke klinik 1 dan 2 PT IMIP. Jumlah korban saat ini sebanyak 51 orang. 12 orang menjadi korban jiwa pada peristiwa, terdiri dari 7 tenaga kerja Indonesia dan 5 Tenaga Kerja Asing. Korban luka ringan dan berat sebanyak 38 korban luka-luka yang saat ini sedang mendapatkan penanganan medis.
Namun, berdasarkan kabar tersebut, korbann jiwa dari tenaga kerja asing bertambah jadi 6 orang sehingga total korban tewas sebanyak 13 orang.
PT IMIP terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menginvestigasi kejadian ini, termasuk penanganan korban. PT IMIP menyatakan pihaknya akan menanggung seluruh biaya perawatan bagi korban dan memenuhi hak dan kewajiban para korban.
Pihak manajemen PT IMIP sendiri masih berkoordinasi untuk penanganan krisis seluruh aspek, antara lain mencakup penyiagaan keamanan dan keselamatan karyawan, klinik medis, sekuriti, dan penyediaan informasi kepada publik. Saat ini, beberapa korban yang berhasil diidentifikasi, dan atas permintaan pihak keluarga korban, jenazah mereka hari ini telah diterbangkan ke kampung halaman masing-masing.
Artikel Selanjutnya
Menteri ESDM Mendadak Mau Setop Investasi Nikel Ini, Ada Apa?
(luc/luc)