Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa dampak konflik dunia dan terus memanasnya tensi geopolitik masih akan terus berkepanjangan. Namun, permasalahan itu tidak akan banyak mengganggu perekonomian Indonesia.
Sri Mulyani berujar, permasalahan peperangan di berbagai negara, yang turut melibatnya banyak negara-negara besar tak akan berakhir dalam waktu satu bulan atau beberapa kuartal ke depan, melainkan bisa mencapai satu dekade sampai para pemimpin dua merasakan biaya konflik lebih besar dari manfaatnya.
“Ya kalau kita belajar dari sejarah dunia kalau namanya cracking dari geopolitik kita bicara suatu tren yang sifatnya satu dekade, jadi ini tidak mungkin minggu depan, kuartal depan akan berubah,” tegas Sri Mulyani dalam acara seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Hotel St Regis, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Sri Mulyani pun mengaku, sudah banyak berbicara dengan para pemangku kebijakan terkait permasalahan ini. Namun, permasalahan kian rumit ketika sistem politik sendiri semakin mengarahkan pada pertentangan dengan sistem yang dianut di luar negaranya.
“Kalau mereka sistemnya demokrasi menjadi semakin ekstrim ke kanan, populis. Kemudian yang non demokrasi juga makin proteksionisme dan tentu merasa under pressure, fragmentasi dunia sudah pasti akan terjadi dan ini akan memburuk sebelum membaik,” tegasnya.
“Dalam artian ya sampai satu titik di mana seluruh leaders merasakan permusuhan menimbulkan lebih banyak mudhorotnya dari pada manfaat, dan kemudian akan reverse lagi, tapi its not going to be a short term dari sisi itu,” tutur Sri Mulyani.
Meski demikian, Sri Mulyani percaya diri di tengah permasalahan perang dan panasnya tensi geopolitik di tingkat global itu tak akan banyak memengaruhi kondisi perekonomian domestik. Sebab, perekonomian Indonesia masih dianggap stabil untuk menjadi tujuan investasi, diiringi dengan daya konsumsi masyarakatnya yang masih kuat.
“Banyak yang mau relokasi dari RRT (China), dari Amerika Serikat sendiri melihat Indonesia sebagian strategic partner yang harus di-recognize dalam hal ini jadi kita cukup baik sebetulnya,” tutur Sri Mulyani.
Kekuatan konsumsi domestik menurutnya juga ditopang oleh kinerja belanja pemerintah, yang masih kuat. Ia optimistis, bila tren belanja hingga akhir tahun bisa terserap 98%-100% ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh di level 5,02%-5,04% dan pada 2024 sesuai target APBN di level 5,2%.
“2024 proyeksi di APBN kan 5,2%, tapi dari sisi ekstern downside risknya kan, dan di kuartal IV kita harap bisa tetap 5% dan overall 2023 kita akan end up tipis di 5,02%- 5,04% ini tergantung dua minggu ini kita lihat dari pencairan anggaran di K/L,” tutur Sri Mulyani.
Artikel Selanjutnya
DINNER & SHARING WITH SRI MULYANI
(haa/haa)