Suku Bunga BI Ditahan, Waktunya Saham ‘New Economy’ Bangkit?

Jakarta, CNBC Indonesia – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) dipertahankan pada pertemuan Kamis (23/11/2023). Sentimen ini langsung menggerakkan saham dengan karakteristik New Economy dengan kenaikan tajam.

Kebijakan menahan suku bunga ini sontak disambut positif oleh pasar keuangan domestik yang berpesta hari ini. Menariknya, pesta pasar modal erat dengan pergerakan saham dengan karakteristik new economy yang notabene tergolong memiliki risiko tinggi.

IHSG pada perdagangan akhir pekan, Jumat (24/11/2023) kembali ditutup zona hijau di atas level psikologis 7.000 dua hari beruntun. IHSG naik 0,08% menjadi Rp 7.009,63. Posisi ini menjadikan kenaikan IHSG dalam sepekan sebesar 0,46% dan berada di zona hijau dalam penutupan 4 pekan beruntun. 

Sektor yang berperan dalam kenaikan IHSG kali ini sebagai tanda mulai merangkaknya sektor new economy adalah teknologi. 

Saham new economy yang menjadi penopang IHSG hari ini diantaranya PT DCI Indonesia Tbk (DCII) sebesar 4,77 indeks poin, PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebesar 1,82 poin, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) sebesar 1,24 poin, dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebesar 1,18 poin. 

Penguatan hari ini terlihat lebih terfokus pada sektor teknologi dengan top movers sektor data center dan bank digital. Kenaikan saham new economy tampak melanjutkan dari kenaikan pada perdagangan hari sebelumnya. 

Perdagangan sebelumnya (23/11), top movers juga terlihat pada kenaikan saham new economy yang bahkan menjadi kontributor IHSG terbesar, diantaranya saham BREN, GOTO, DCII, dan ARTO. Kenaikan ini terjadi bersamaan dengan hari diumumkannya suku bunga BI yang ditahan.

Kenaikan IHSG kemarin besar diakibatkan oleh emiten energi baru dan terbarukan milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni BREN yang naik 30,03 indeks poin dengan posisi harga penutupan Rp 6.425 per saham.

Penguatan juga terpantau pada saham GOTO yang menjadi penggerak terbesar ke-2 dengan kontribusi 20,70 indeks poin untuk IHSG. Saham DCII yang bergerak di bidang data center juga menambah 8,95 indeks poin dari IHSG. Kenaikan juga terlihat pada bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan tambahan 5,40 indeks poin dan berada di peringkat ke-2 top gainers.

Fenomena ini besar kemungkinan akan masih berlanjut pada perdagangan besok, sehingga sektor-sektor ini dapat menjadi perhatian. Namun, investor tetap harus waspada dalam berinvestasi pada sektor ini, pasalnya new economy memang memiliki pertumbuhan yang pesat, namun sering kali euforia berlebihan pasar menyebabkan valuasi yang tidak masuk akal.

Hal ini memungkinkan terjadinya The Greater Fool Theory atau euforia pelaku pasar yang rela membeli di harga yang jauh lebih mahal dari fundamental bisnisnya, sehingga akan terjadi bubble dan pada waktunya gelembung tersebut akan meletus dan harga kembali rontok.

Sebelumnya, kejadian serupa telah terjadi pada 2021 saat booming sektor new economy: teknologi bank digital. Sektor ini melesat hingga bubble meletus seiring suku bunga dinaikkan yang menyebabkan pelaku pasar menjadi lebih menghindari investasi dengan risiko tinggi.

Sentimen BI ini dapat berdampak positif pada IHSG yang baru saja menembus level psikologis 7,000. Kebijakan melunaknya BI ditengarai menjadi faktor penentu kenaikan yang serasa de javu ini.

Kendati demikian, fenomena ini bukanlah sekadar perkiraan terulangnya sebuah fenomena, melainkan siklus yang didasarkan pada sejarah beberapa dekade bahan ratusan tahun telah mempelajari fenomena ini.

Sektor teknologi bergerak segaris lurus dengan perekonomian riil yang berada di titik terendahnya. Memang hingga saat ini, belum dapat dipastikan eknomi sudah menyentuh titik terendahnya, namun kenaikan ini dapat menjadi indikator sekaligus gambaran sikap pasar yang menanggapi positif dengan bertindak terlebih dahulu atau forward looking.

Sebagai informasi, BI memutuskan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) tetap pada level 6%. Suku bunga Deposit Facility juga tetap 5,25%, begitu pun suku bunga Lending Facility pada level 6,75%.

Hal ini sejalan dengan mayoritas lembaga. Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 instansi/lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 6,00%. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Sedangkan, tiga lembaga memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,25%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza/mza)[Gambas:Video CNBC] 

Updated: November 26, 2023 — 2:45 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *